13 | Menyangkal Rasa

1388 Words

HARI sudah malam saat kami meninggalkan pusat perbelanjaan. Leo sempat menyarankan agar membeli beberapa buah dan sayuran segar sebelum benar-benar pergi dari sana yang kutolak habis-habisan. Aku tak mau Fisha curiga, apalagi dia tidak tahu kalau sekarang ini aku tinggal seatap bersama kakaknya. Leo tidak mendebat dan membawa kami menjauh segera dari sana cepat-cepat. Namun, Fisha menemukan ide baru saat kami melewati sebuah restoran bintang lima. “Kita makan malam dulu, yuk! Gue laper, nih.” “Makan di rumah aja. Mama bakal marah kalau kamu makan di luar.” “Sesekali makan enak kenapa, sih, Kak? Masakan Mama juga gitu-gitu aja, gue bosen kalau dimasakin itu terus, kan?” Leo mendengkus. “Makanya belajar masak, biar kamu bisa gantiin Mama masak.” “Idih ... ogahlah, ya!” Aku lebih memil

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD