Davi sudah ada di rumah Kenzo. Tampak kemeriahan khas ulang tahun anak-anak terlihat jelas disana. Sepertinya Kenzo benar-benar memanjakan putranya ini karena pesta ulang tahun Marcell di gelar dengan sangat meriah dan meriah. Dan ini juga pasti ada campur tangan Intan sang Bunda yang memang sangat ahli dalam urusan dekorasi seperti ini. Karena Intan memang seorang designer interior yang sangat ahli dan terampil. Dan karena kemampuan inilah seorang Kenzo Rainhard jatuh cinta pada Intan yang notabennya adalah anak dari pelayan di rumah sang ibu. Tapi Kenzo tak pernah mempermasalahkan soal status sosial. Bahkan sang ibu sangat menyayangi Intan. Karena menurut beliau Intan bisa sedikit menghibur hatinya karena putri kesayangannya hingga detik ini belum juga ditemukan. Dan keberadaan Intan bisa sedikit menghibur beliau.
Davi masuk ke dalam dengan membawa kado yang baru aja dibelinya. Ia berharap Marcell akan menyukainya.
Davi melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Dari kejauhan ia bertatapan dengan Marcell yang sedang asyik bermain dengan teman-temannya. Dan ketika Marcel melihat kedatangan Davi Marcel langsung berlari menghampiri Davi.
"Om Davi........." Teriak Marcell
Marcell langsung berlari dan memeluk Davi. Davi pun memeluk Marcell dengan erat. Davi begitu menyayangi Marcel.
"Om Davi bawain Acell kado ga?" Tanya Marcell lucu
Davi tersenyum melihat tingkah lucu Marcell.
"Pasti donk om Davi bawa kado buat Acell." Kata Davi sambil menyerahkan kado untuk Marcell
Marcel langsung membuka kado dari Davi ketika ia melihatnya wajah polosnya berubah sangat bahagia.
"Wah Om Davi, Acell suka kadonya. Kemarin Acell minta Daddy buat beliin ini tapi Daddy ga mau beliin buat Acell. Tapi sekarang Acell dapat dari Om Davi. Makasi Om Davi." Kata Marcell cadel sambil mencium pipi Davi.
"Thanks loe udah datang kesini." Kata Kenzo yang ikut bergabung dengan Marcell dan Davi
"It's Ok lagian gue juga udah janji akan datang ke pesta ulang tahun Marcell. Loe juga tahu kalau gue sayang banget sama Marcell. Gue suka liat Marcell senang kayak gitu." Kata Davi sambil melihat Marcell yang sedang memamerkan hadiah dari Davi ke teman-temannya
Saat ini Davi dan Kenzo sedang duduk sambil menikmati segelas kopi di lantai atas rumah Kenzo. Sedangkan dibawah tampak keceriaan ulang tahun Marcel. Dibawah tampak Intan isteri Kenzo sekaligus bundanya Marcell dengan perut besarnya sedang sibuk mengurusi pesta putra.
"Ken loe ga kasihan sama Intan buat ngurusin acara ini. Loe liat sendiri gimana kehamilannya udah besar apa loe ga takut dia kecapekan?"tanya Davi
"Loe kayak ga tahu aja sifat Intan. Gimana keras kepalanya dia. Dia paling ga suka kalau acara keluarga gini diurus sama orang lain. Ia pasti akan ngambek setengah mati kalau sampai itu terjadi. Dan imbasnya ke gue. Gue ga bakalan dibolehin tidur satu ranjang sama dia." Kata Kenzo sambil meminum kopinya
"Loe segitu takutnya sama Intan. Gue ga nyangka Kenzo Rainhard sang penakluk wanita bisa patuh sama satu wanita. Dan loe benar-benar berubah sejak ketemu sama Intan. Gue jadi inget dulu banyak cewek yang ngejar-ngejar loe bahkan mereka dengan sukarela nyerahin semuanya sama loe. Tapi saat Intan ga ngerespon loe, sifat loe jadi berubah drastis."kata Davi mengingat masa lalu
"Hahahaha....!!!"
Tawa Kenzo meledak ketika mendengar kata-kata Davi sahabatnya dari kecil ini.
"Itu yang namanya cinta Dav. Gue juga kadang-kadang berpikir kenapa dulu gue bisa dengan mudah dapat cewek dengan tipe apapun tapi setelah gue ketemu Intan gue ngerasa ga butuh yang lain. Dan bukanya gue takut sama Intan tapi gue cuma takut kalau ga ada Intan gue ga tahu gimana hidup gue nanti. Karena gue udah tergantung sama Intan." Kata Kenzo serius
Davi hanya tersenyum melihat perkataan Kenzo. Ia cukup senang kalau sahabatnya ini sudah bahagia sekarang. Ia pun melamun apakah ia akan seberuntung Kenzo nanti. Menemukan perempuan yang akan menemaninya di sisa hidupnya.
@ rumah sakit
"Ibu, Nana disini. Ibu harus semangat buat sembuh. Nana akan ngelakuin apapun agar ibu bisa sembuh. Karena di dunia ini hanya Ibu yang Nana punya. Jadi ibu harus berjuang untuk sembuh." Kata Sabrina dengan air mata yang terus menetes
Sampai saat ini ibunya belum sadarkan diri. Dan menurut dokter penyakit ibu sudah parah. Tapi Sabrina tetap yakin kalau ibunya akan sembuh. Karena ia akan melakukan apapun untuk menyelamatkan ibunya.
Davi baru saja memasuki sebuah rumah yang sangat besar. Setelah memarkirkan mobilnya ia pun segera masuk ke rumah tersebut. Suasana hangat sangat terasa ketika memasuki rumahnya. Yappsss ini adalah rumah orang tua Davi. Rumah masa kecilnya yang menyimpan banyak kenangan. Rumah yang penuh kehangatan dan kasih sayang dari Mom and daddynya. Dan sekarang ia kembali lagi kesini setelah beberapa waktu lebih memilih tinggal di apartemen.
"Ehh ada Den Davi. Wah udah lama Dengan Davi ga datang kesini. Nyonya sering loh nanyain Den Davi. Tapi sekarang Mbak senang banget Dengan Davi mau datang lagi kesini." Kata Mbak Rani pengasuhnya sejak kecil
"Mbak Rani mama dan Daddy dimana?" Tanya Davi
"Nyonya dan Tuan ada halaman belakang. Disana juga ada Den Dio, dan Non Amanda. Mereka sedang makan malam disana. Kebetulan tadi Nyonya masak jadi sekarang mereka makan malam di halaman belakang." Kata Mbak Rani
"Makasi mbak. Biar saya aja yang kesana." Kata Davi tersenyum
Mbak Rani masih sama seperti dulu. Ia sudah mengabdi disini sejak dirinya lahir hingga saat ini. Dan Davi juga sudah menganggap Mbak Rani seperti keluarganya sendiri.
Davi pun berjalan menuju halaman belakang. Disana tampak keluarganya sedang makan malam sambil berbincang-bincang. Davi merasakan kehangatan itu lagi. Disinilah tempat Davi bisa mendapatkan ketenangan.
"Hai Ma......" Kata Davi ketika sudah sampai disana
Sang mama yang mendengar dan melihat anak sulungnya pulang langsung memeluk anaknya dan tak terasa air mata menetes.
"Ma, please don't cry? I'm here.!" Kata Davi sambil memeluk ibunya
Davi tahu sang mama cuma merasa kangen saja dengan dirinya makanya ia membiarkan mama untuk memeluknya. Walau bagaimanapun sang mommy akan selalu menganggap Davi anak kecilnya walupun sekarang ia sudah dewasa.