"Sabrina....." panggil seseorang
"Iya Bu." Jawab Sabrina ketika dipanggil Bu Jihan atasannya
" Tolong kamu buatkan 1 kopi dan 1 teh manis ke ruangan Pak Davi. Kamu harus buat kopinya yang enak karena yang meminta kopi ini adalah Pak Davi. Kamu tahu kan jika Pak Davi adalah pemilik perusahaan ini. Dan beliau sangat sensitif soal kopi. Beliau seorang pencinta kopi jadi kamu jangan membuat kopi secara sembarangan." kata Bu Jihan memberi instruksi
"Baik bu saya akan buat kopi yang enak untuk bos." Jawab Sabrina sopan
Sabrina pun segera membuatkan kopi untuk bosnya. Ia ingin memberi kesan yang baik pada bosnya. Bagaimanapun juga ia sudah diterima disini jadi ia akan melakukan pekerjaan yang terbaik agar ia bisa terus bekerja disini.
Tak membutuhkan waktu yang lama untuk Sabrina membuat kopi dan teh untuk bos di perusahaan ini. Dengan berhati-hati ia membawa teh dan kopi itu menuju ruangan bosnya.
"Maaf mbak tadi saya diminta untuk membuatkan kopi dan teh. Ini mau ditaruh dimana ya?" Tanya Sabrina pada Lidya sekretaris bosnya
"Ooo biar saya saja yang bawa masuk ke dalam. Kamu taruh di meja itu saja." Kata Lidya sambil menunjukkan dimana Sabrina harus meletakkan teh dan kopinya
"Baik mbak. Kalau begitu saya permisi dulu." Kata Sabrina sopan
Sabrina pun segera meninggalkan tempat itu dan melanjutkan pekerjaannya.
Tok....tok.....
“Masuk.” Jawab Davi dari dalam
Lidya masuk ke ruangan sang bos dan menaruh kopi dan teh di meja Pak Davi.
"Ini kopi dan tehnya pak." kata Lidya meletakkan kopi dan tehnya
"Makasi Lid." jawab Davi pada sang sekretaris
Lidya pun segera pergi setelah mengantarkan kopi dan teh untuk bos dan sahabat sang bos yang tampak serius membicarakan sesuatu.
Sementara itu Sabrina baru saja membersihkan ruangan Bu Dinar kepala HRD di perusahaan ini. Dan tiba-tiba ia dipanggil oleh Bu Jihan. yang merupakan atas Sabrina.
"Sabrina." Panggil Bu Jihan
"Iya Bu." Jawab Sabrina sopan
"Kamu di minta ke ruangan Pak Davi sekarang." Kata Bu Jihan
"Ada apa Bu saya disuruh ke ruang Pak Davi? Apa saya buat salah? Apa kopi buatan saya tidak enak?" Kata Sabrina takut
"Saya tidak tahu tapi tadi sekretaris Pak Davi menelpon meminta kamu kesana. Sebaiknya kamu segera kesana. Daripada nanti masalahnya semakin dalam." Kata Bu Jihan
"Baik Bu." Kata Sabrina patuh
Sebenarnya Sabrina takut bertemu bosnya. Apa dia membuat kesalahan? Apa dia akan dipecat? Begitu banyak pertanyaan yang terlintas di kepalanya. Ia tak ingin dipecat dari pekerjaan ini. Ia masih butuh pekerjaan ini karena gaji disini setidaknya bisa membantu Sabrina membayar biaya rumah sakit sang ibu.
Dengan langkah yang sangat berat Sabrina berjalan menuju ruangan sang bos. Mau tidak mau ia harus menghadapinya.
"Maaf mbak tadi Bu Jihan bilang ke saya kalau Pak Davi ingin bertemu dengan saya. Ada masalah apa ya mbak kalau saya boleh tahu?" Tanya Sabrina bersikap sopan
"Saya tidak tahu. Saya hanya diminta sama Pak Davi untuk memanggil kamu kesini. Kamu tunggu disini saya bilang ke Pak Davi dulu." Kata Lidya yang masuk ke ruangan Davi
Sabrina pun hanya mengangguk dan kemudian ia menunggu hingga Mbak Lidya kembali dari ruangan Pak Davi.
"Kamu bisa masuk sekarang." Kata Lidya mempersilahkan Sabrina masuk
Sabrina menarik nafasnya dan menghembuskan ya. Dengan sisa kekuatan yang ia miliki ia pun masuk keruangan Pak Davi.
"Selamat siang pak. Maaf ada apa bapak memanggil saya." Kata Sabrina dengan suara yang bergetar
Tanpa sengaja matanya bertatapan dengan mata Davi.
"Sienna." Gumam Davi
Hanya nama Sienna yang keluar dari mulut Davi. Sabrina bingung kenapa bosnya memanggilnya dengan nama Sienna. Padahal ia sama sekali belum memperkenalkan dirinya kepada bosnya ini.
" Maaf Pak saya bukan Sienna nama saya Sabrina. Ada apa bapak memanggil saya kesini? Apa kopi buatan saya kurang enak?" Tanya Sabrina lagi
Davi masih terus menatap Sabrina penuh arti. Tak sedikitpun pandangannya pergi dari Sabrina. Bahkan ia tak menghiraukan Kenzo yang berada disana.
"Maaf pak kalau bapak tidak butuh apa-apa saya permisi." Kata Sabrina pamit
"Tunggu." Kata Davi
Sabrina pun berhenti dan kembali berbalik menghadap ke arah sang bos.
"Saya mau mulai besok kamu yang membuatkan kopi buat saya. Jadi sebelum saya sampai kantor saya mau kamu yang membuatkan kopi buat saya. Dan mulai sekarang kamu juga yang bertanggung jawab membersihkan ruangan saya." Kata Davi penuh perintah
"Baik Pak. Saya akan melakukan perintah bapak." Kata Sabrina sopan
Sabrina pun memilih keluar dari ruangan Pak Davi daripada ia terus berada disana dan terus dipandangi seperti itu. Pandangan sang bos seakan-akan menelanjangi nya.
" Dav, loe kenapa? Tiba-tiba loe anggap office girl tadi Sienna adik gue." Tanya Kenzo
Davi masih diam dan mencoba menetralkan dirinya. Kenapa dia menganggap gadis itu Sienna. Davi sendiri juga ga tahu kenapa bisa seperti itu. Ketika ia melihat mata gadis itu tiba-tiba mulutnya berkata nama Sienna.
"Gue juga ga tahu Ken. Mungkin gue terlalu kangen sama Sienna jadi gue jadi kebayang Sienna." kata Davi frustasi
" Gue tahu loe sayang banget sama adik gue. Dan gue bersyukur karena laki-laki yang cinta sama dia loe. Tapi loe harus move on Dav. Tante Kinan minta tolong gue agar loe bisa segera menikah. Loe ga harus nunggu Sienna terus." Kata Kenzo
"Makasi Ken. Tapi gue belum bisa buat ninggalin Sieena. Gue masih yakin dia akan kembali. Dan soal Mama biar jadi urusan gue. Gue akan terus cari Sienna dengan cara apapun." kata Davi penuh keyakinan.
Kenzo sebenarnya senang jika sahabatnya ini begitu mencintai adiknya. Tapi Kenzo tahu ia tak ingin Davi terus berharap dan menunggu Sienna. Bagaimanapun juga sudah memakan waktu yang lama hingga detik ini adiknya belum juga ketemu. Padahal sang ayah juga sudah mengerahkan berbagai macam cara untuk menemukan adiknya. Tapi hingga detik ini hasilnya nihil. Setelah itu Kenzo pun pergi dari kantor Davi.
" Bagaimana perkembangan pencarian Sienna?" Tanya Davi lewat sambungan telepon
"Maaf Tuan sampai saat ini saya belum mendapatkan informasi yang pasti. Tapi saya akan mencari lebih teliti lagi." Kata Harris menjelaskan
"Saya mau kamu terus cari keberadaan Sienna secepatnya. Saya ga peduli berapa banyak uang yang dibutuhkan. Dan satu lagi saya mau kamu cari informasi tentang Sabrina Kamal. Saya mau kamu cari informasi sedetil-detailnya." perintah Davi
"Baik Tuan akan saya laksanakan." Jawab Harris patuh
Davi kembali melamun. Akhir-akhir ini ia jadi sering melamun. Ya melamunkan Sienna apalagi. Ia tak pernah bisa berpaling dari Sienna. Gadis kecil yang bisa membuatnya tertawa lepas dan menjadi orang yang dibutuhkan. Ketika ia sudah mulai mencintai Sienna tiba-tiba Sienna menghilang hingga saat ini. Karena pikirannya udah buntu Davi memutuskan untuk pergi dari kantor.
"Selamat datang Tuan Davi." Sapa seseorang bernama Thomy
Thomy adalah pemilik club malam yang Davi sering datangi. Ketika ia melihat Davi datang ia langsung menghampiri Davi dengan penuh hormat. Yapss Davi adalah pelanggan VVIP di club ini. Davi akan mengeluarkan banyak uang disini asal ia merasa senang.
" Siapkan ruangan saya." perintah Davi
"Baik Tuan." Jawab Thomy patuh
Thomy pun segera menyiapkan ruangan khusus untuk Davi.
Ketika Davi berjalan menuju ruangannya ia melihat seseorang yang dikenal. Senyum devil muncul di bibir Davi.
"Thomy bawa dia ke ruangan saya sekarang." kata Davi penuh perintah
"Baik Tuan." Jawab Thomy patuh
Thomy pun mengikuti perintah Davi.
"Tunggu aku Sabrina." Kata Davi penuh arti