Ku rela mati asalkan kita bersama

1371 Words
Dorrr …. Suara itu terdengar sangatlah jelas, apalagi di tengah hening nya malam. Membuat suara itu semakin terdengar sangatlah jelas. Mendengar suara itu. Keduanya pun saling menatap satu sama lainnya dan tatapan Angela langsung berubah menjadi tegang. "Juna! Itu … itu suara apa?" Tanya Angela dengan wajah memucat dan ada sedikit ketakutan yang terlukis dengan jelas dari ekspresi wajahnya itu. Mendengar itu, Ferriano pun tersenyum dan dia berusaha untuk menenangkan istrinya itu. "Bukan apa-apa. Mungkin ada sesuatu yang aneh di bawah sana, kamu jangan panik ya!" Ucap Ferriano sambil mengusap lembut puncak kepala istrinya itu, lalu mengecupnya dengan lembut. Setelah itu. Ferriano pun melepaskan pelukannya sambil menatap lembut istrinya itu. "Ly, kamu tunggu disini sebentar, aku mau melihat keadaan di luar terlebih dahulu. Kamu tetap diam di sini dan jangan kemana-mana," ucap Ferriano sambil mengecup keningnya Angela. Lalu, setelah itu dia langsung membuka laci lemari dan mengambil satu buah pistol. Angela duduk di tempat tidur, dia menunggu Ferriano sampai kembali di dalam kamar itu. "Juna, hati-hati!" Ucap Angela sambil menatap ke arahnya Ferriano. Ferriano pun tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Setelah itu, dia pun pergi meninggalkan kamar itu dan juga Angela sendirian di dalamnya. Karena dia pikir, akan jauh lebih aman, jika Angela tetap tinggal di dalam kamar itu. Sementara itu, di lantai bawah. Suara tembakkan di luar terus terdengar, membuat Angela merasa sangat khawatir, dia takut terjadi sesuatu pada Ferriano. "Ya Tuhan, tolong lindungi suamiku! Mudah-mudahan tidak ada hal buruk yang terjadi dengan dia," ucap Angela yang terus mendoakan Ferriano dan berharap, jika dia masih bisa bersama dengan Ferriano. Namun, semakin lama dia duduk menunggu di dalam kamar itu, Angela semakin merasakan perasaannya yang semakin gelisah, dia tidak tahan lagi jika harus menunggunya di dalam kamar saja. "Aku ... Aku tidak bisa tetap menunggu di sini! Tidak! Aku harus mencari Juna," ucap Angela dan dia pun berjalan menuju pintu. Lalu, Angela pun keluar dari kamar itu. Tapi, saat Angela baru beberapa langkah meninggalkan kamarnya. Tiba-tiba saja. Muncullah Rafael dan secepatnya, dia langsung menangkap Angela saat itu juga. Angela pun langsung merasa terkejut dan rasanya, dia ingin berteriak saat itu juga. Namun mulutnya langsung ditutupi oleh telapak milik Rafael. Dengan wajah bengis dan menyeramkan, Rafael tertawa liar karena dia berhasil menangkap wanita yang paling berharga untuk Leon. Rafael akan membunuh wanita ini untuk membalas dendam atas kematian kakaknya dan juga kemusnahan seluruh klan nya. "Hahahaha … akhirnya, akhirnya! Aku bisa membalaskan dendam untuk kakak laki-laki ku!" Ucap Rafael bersamaan dengan tawanya yang sangatlah keras. Dengan memasang ekspresi wajah yang sangat mengerikan dan tatapannya yang haus ingin membunuh seperti iblis yang baru saja keluar dari neraka, Rafael membidikkan pistolnya ke arah Angela. Angela merasa sangat ketakutan, dia berteriak dan hendak berlari namun dia tidak bisa berlari cepat karena gaun pengantinnya yang sangat menyulitkannya. “jangan … aku mohon jangan …. jangan bunuh aku!” Teriak Angela yang memohon kepada Rafael dengan ekspresi wajahnya yang sangat ketakutan. Angela memohon, agar Rafael mau melepaskan dirinya, karena dia belum ingin mati saat ini. Melihat Angela yang ketakutan bukannya rasa simpati yang dia rasakan, tapi dia menikmati suara jeritan dan tangisan Angela yang memohon untuk mengampuni nyawanya. Rafael tertawa terbahak-bahak dan merasa sangat puas karena bisa melihat wanita musuhnya menangis dan memohon ampun padanya. ”hahaha ... Ayo memohon lagi! Ayo memohon lagi! lebih keras lagi, aku tidak mendengarnya!” ucap Rafael, dia tertawa terbahak-bahak, dia membidikkan pistol itu dan menembak langsung ke arah angela. Merasakan jika malaikat maut sudah ada di depannya, Angela hanya bisa bersikap pasrah, dia menutup matanya dan berteriak, “Juna, tolong aku!!!” Dorr …. suara tembakan terdengar dari dekat kamar pengantinnya dan peluru itu melesat dengan cepat dan langsung mengenai tepat di dada angela. Darah pun mulai mengalir dan membasahi gaun putih yang dia kenakan saat ini, gaun berwarna putih seketika berubah menjadi merah karena genangan darah yang keluar dari luka tembak di dada Angela. Ferriano yang sibuk melawan orang-orang yang datang menyerangnya dan dia hanya bisa melawan mereka dengan sendirian saja. karena hari ini, rumahnya tidak dijaga begitu ketat, bawahannya yang bernama Jerry sedang tidak berada di sana, membuat Ferriano kewalahan dan banyak anak buahnya juga ikut mati di tempat itu. Dikarenakan, serangan ini dilakukan secara tiba-tiba, membuat Ferriano belum menyiapkan semuanya. Hingga pada akhirnya, dia pun mengirim sinyal bantuin dan berharap Jerry dan rekan-rekannya bisa datang membantunya. Namun, saat Ferriano yang sibuk melawan musuh-musuhnya di lantai bawah. Tiba-tiba saja, dia dikejutkan oleh suara tembakan yang sangat keras. Lalu, saat dirinya mendengar dentuman bunyi keras suara tembakan itu, dia mendapati suara itu ternyata berasal dari lantai atas di dekat kamar miliknya. Ferriano pun langsung mengingat tentang Angela. Karena, dia masih berada di dalam kamar itu. "Lily! Dia masih berada diatas sana!" Ucap Ferriano sambil berlari untuk segera pergi menuju tempat itu. Tidak lama kemudian. Ferriano pun akhirnya sampai dan Saat Ferriano sampai, dia melihat tubuhnya Angela penuh dengan darah dan gaun putihnya berubah menjadi berwarna merah. Melihat itu semua, dia pun segera berlari dan menghampiri Angela yang sudah sekarat. Air mata pun mengalir dari sudut mata Ferriano dan ini, ini adalah air mata pertamanya. Karena seumur hidupnya, dia tidak pernah meneteskan air matanya seperti ini. Hatinya langsung bergetar, seluruh tubuhnya melemah dan merasa jika dunia nya kini sudah berakhir, wanita yang paling dia cintai dengan seluruh hatinya, kini sekarat tepat di depannya saat ini. Ferriano langsung memeluk erat Angela dengan tubuh yang penuh darah. Dengan bibir bergetar dan dadanya yang sudah sangat terasa sesak. Ferriano terus memeluknya dengan erat dan berteriak sekeras-kerasnya, untuk berusaha menyadarkan Angela untuk bisa hidup kembali “Lily, bangun ly, bangun!!! Aku mohon, kamu untuk bangun! Bukankah kamu berjanji tidak akan meninggalkan aku sendiri, kamu ingin kita memiliki keluarga bahagia kan?”Teriak Ferriano tepat di depan wajahnya Angela. Dengan wajahnya penuh dengan air mata, dia terus menggoyangkan tubuh Angela yang mulai terasa dingin. Angela yang memiliki nafas sedikit lagi, dia berusaha berbicara pada Ferriano “Ju … Ju … juna, aku mencintai kamu, selamanya … aku … aku akan selalu … mencintai kamu …." ucap angela dan dia langsung menutup matanya untuk selamanya. Melihat itu. Ferriano pun berteriak lebih keras serta tangannya, terus menggoyangkan tubuh Angela yang semakin dingin dan dingin. “Ly, jangan pergi aku mohon, jangan pergi, hiks … hiks … kamu berbohong padaku Ly, kamu mengatakan … kamu mengatakan kalau kamu ... Kamu akan selalu bersama aku, kamu juga mengatakan, jika kamu ... Kamu tidak akan pernah meninggalkan aku, jangan pergi, aku mohon Ly! Aku mohon!” Teriak Ferriano yang semakin erat memeluk Angela tanpa mau, dia ingin melepaskannya. Melihat itu. Rafael tertawa dengan keras saat menyaksikan penderitaan yang dialami Ferriano saat itu. Sehingga, menurutnya, ketika dia melihat keputusan adaan serta kesedihan yang dialami oleh Ferriano saat ini, adalah tontonan yang sangat memuaskan untuknya. “hhahaha …. Jadi hanya segini nyali seorang Ferriano Alexander? Hahahaha … karena hanya seorang wanita saja kau menjadi lemah seperti ini ? Sangat memalukan! Lebih baik kau ikut mati dengan wanitamu dan tinggallah di neraka bersamanya di sana!” ucap Rafael, dia pun langsung membidikan pistolnya kembali dan langsung menembak Ferriano yang sudah lemah dan pikirannya saat ini sudah tidak bisa memikirkan apapun lagi, selain istrinya itu. Lalu, dia juga, sudah tidak peduli pada siapapun yang dia pedulikan saat ini adalah kesedihan dan hatinya yang sedang hancur karena kehilangan Angela. Peluru itu pun langsung melesat menuju tubuh Ferriano yang sedang memeluk Angela. Dorr …. Suara keras tembakan itu pun langsung bergema di dalam rumah itu dan peluru itu langsung menembus bagian tubuh Ferriano. Merasakan sakit saat peluru itu menembus kulit tubuhnya itu, Ferriano pun merasa jika ini adalah akhir dari hidupnya, dia tidak menyesal harus mati saat memeluk Angela, karena dia juga ingin selalu bersamanya. Merasakan sakit yang tidak tertahankan, Ferriano pun mulai merasakan semua pandangannya terlihat kabur dan akhirnya seluruhnya menjadi gelap. Sambil memeluk Angela, Ferriano pun menutup matanya. Menganggap jika Ferriano sudah mati, Rafael tertawa puas dan dia pun pergi meninggalkan mereka berdua dengan membawa sebuah kemenangan, sang ketua klan the Black Dragon telah mati di tangannya. Setelah mereka pergi Tidak lama kemudian. Jerry dan rekan-rekannya yang lain pun datang dan segera menyelamatkan Leon dan Angela, membawa mereka langsung menuju rumah sakit. -bersambung- Dhini_218 only on: Dreame n Innovel
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD