HAPPY READING *** Keesokan harinya, “Sayang,” Victor memandang Ova membuat toast untuknya. Sedangkan Victor membuka gorden di ruang keluarga, ia tidak ingin Ova bekerja sendiri. Baginya Ova adalah partner in life. Ia dulu pernah memikirkan siapa patner life nya kelak. Untuk menentukan patner life dalam hidup memang tidak boleh gegabah dan salah pilih. Pasangan hidup adalah keputusan terbesar masa depan dirinya. Ia memilih calon yang tepat yang bisa dijadikan patner hidup agar bisa melewati masa-masa suka dan duka berdua. “Iya,” ucap Ova, ia memandang Victor sudah menyelesaikan membersihkan karpet dengan vakum, pria itu sekarang menyikap gorden ke samping. “Kamis, ini kita pulang ya,” ucap Victor lalu melangkah duduk di sofa.. “Kok cepet?” Ucap Ova, ia menaruh toast dan kopi d