Selamat membaca "Ibu akan membawa Sultan pergi dari sini. Ibu janji akan memberikan kehangatan keluarga yang sebenarnya untuk Sultan. Nanti kita akan menjadi keluarga kecil yang bahagia, hanya ada Ibu dan Sultan, okay?" Sultan mengangguk antusias. Fatma membelai rambut Sultan lembut dan tersenyum sayu ketika melihat raut wajah putranya yang terlihat begitu gembira. "Sekarang kita harus cepat pergi sebelum Bapak pulang," tukasnya sambil menggendong tubuh Sultan dengan hati-hati dan bergegas berjalan keluar dari kamar itu. Tapi saat Fatma baru melangkah beberapa langkah, tiba-tiba tubuhnya membeku di tempat ia berdiri. Keringat dingin mulai bercucuran dari tubuhnya. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Raut wajahnya berubah cemas dan was-was. Bahkan Sultan sampai bis