"Dia mencintai Kirana?" ulang Arafah hampir tidak percaya. "Apa dia yang bilang ke Ibu kalau dia mencintai perempuan itu? Mas Bima yang bilang dia mencintainya?" Aisyah tersenyum tipis, lalu mengangguk yakin. "Bima dan Kirana sudah saling mengenal sejak lama. Mereka memiliki sejarah bersama. Aku yakin, jauh di dalam hatinya, dia tahu siapa yang terbaik untuknya." Arafah menggigit bibirnya semakin erat. Dia ingin mengatakan bahwa Bima–lah yang memilihnya. Bahwa Bima–lah yang datang kepadanya dan mengulurkan tangan saat dia tidak memiliki siapa-siapa. Namun, kata-kata itu tidak keluar. Arafah hanya bisa duduk di sana, menahan air matanya agar tidak jatuh. Aisyah menatapnya dengan tatapan penuh harapan. "Arafah," katanya pelan, "Jika kau benar-benar mencintai Bima, kau pasti ingin yang