Bab 104 - Takdir yang Bicara

1168 Words

Setelah kejutan pertunangan yang mewah, kini Jingga mengajak Biru untuk berkunjung ke kediaman Ruly. Ini kedua kalinya Biru ke sana, bedanya dulu saat masih belum resmi direstui sedangkan sekarang sudah. “Kalau kita jujur tentang diam-diam menikah, kakek nggak akan marah, kan, Mas?” tanya Jingga sambil berjalan masuk beriringan dengan Biru. “Aku takut kakek jadi marah padahal semuanya udah terasa sempurna banget.” “Mari kita lihat sendiri bagaimana reaksi kakek kamu.” Biru menjawab se-tenang mungkin. “Jangan khawatir, ya.” “Aku takut penyakit jantung kakek kumat.” “Kenapa kamu takut penyakit jantung kakek kumat? Memangnya ada apa?” Ruly tiba-tiba muncul. “Ah, itu … anu, Kek.” Jingga terbata. “Kami mau bicara sesuatu, Pak,” timpal Biru. “Kalau begitu, ayo bicara di ruang keluarga,” j

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD