Saat ini Nina sudah duduk di samping Bian yang sedang fokus menyetir. “Jujur nih, berada di mobil kamu apalagi mau dianterin pulang … sama sekali nggak pernah aku bayangkan sebelumnya,” ucap Nina. “Saya juga sama. Saya nggak pernah membayangkan ada penulis berbakat duduk di samping saya begini. Bahkan, mau saya anterin pulang.” “Ayolah ngaku. Pasti sebelumnya banyak yang duduk di sini, kan?” “Enggak juga. Mobil ini saya beli tahun lalu dan baru Jingga, Ara dan kamu yang duduk di sini,” jelas Bian blak-blakan. “Kali ini saya yang jujur nih, saya itu tadinya mengira kamu nggak mau datang ke kafe lagi semenjak tahu kalau kafe itu milik saya.” “Hah? Kok gitu mikirnya?” Nina tentu merasa heran. “Ya saya pikir kamu ilfeel sama saya, terutama setelah skandal di vila,” ucap Bian dengan panda