Khilaf 48

2037 Words

Obrolan yang lebih tepat dikategorikan perdebatan antara aku dengan lelaki yang tak pernah punya malu tetap ngotot ingin menjadi adik iparku, kahirnya terpaksa harus terhenti. Mata kami kompak tertuju pada Bapak yang berdiri di beranda Kantor Polres. Dia memeluk Mama yang berdiri lunglai dan menunduk di sampingnya. Mama tampak menutup kepala dan wajahnya dengan phasmina abu-abu. Seorang Polisi yang usianya di bawah Bapak tampak juga berdiri santai di samping Bapak. Mereka tampak santai ngobrol kecil, yang pasti dapat aku tebak, mereka tidak sedang membicarakanku. Sejak dulu Bapak tidak pernah atau bahkan sama sekali tidak suka membangga-banggakan anak sulungnya yang ganteng 'Masya Allah'. Bukan berarti tidak bangga, namun Bapak memang sudah bosan dengan itu. Menurut beberapa tetangga

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD