Khilaf 43

1330 Words

Taufan mengambil sebungkus rokok dari kantong kemeja kotak-kotak yang dipakainya. Setelah dia mengambil sebatang dan menyelipkan di bibirnya, dia pun menyodorkannya padaku. Dengan gerakan halus aku menolaknya karena merek rokoknya tidak sesuai dengan seleraku. Untuk mengurangi ketegangan dan gugup yang menyergap jiwa, aku pun mengeluarkan rokok dari dalam kantong celana. Setelah menyulut, aku mengisapnya dengan kuat lalu mengeluarkan asapnya dengan perlahan-lahan. Sama persis dengan yang dilakukan Taufan. Taufan meresapi isapan demi isapan rokoknya dengan santai dan tampaknya nikmat sekali. Namun kedua matanya tak lepas dari mengawasiku, seolah diri ini seorang tahanan berbahaya yang dikhawatirkan kabur saat dia mengedipkan matanya. Entah sudah berapa isapan dan semburan asap rokok ya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD