Di dalam ruangan yang hancur berantakan itu, Mama Wanda menegang mendengar pertanyaan putrinya sendiri. Wanita itu mencoba mengendalikan dirinya. "Dia bukan siapa-siapa. Siapapun bisa memiliki nama yang sama." Sania memperhatikan ekspresi mamanya dan tidak lama kemudian Sania mengangguk pelan tapi wajahnya masih tergambar jelas bahwa wanita muda itu ragu, "Tapi selama ini aku belum pernah bertemu dengan orang yang memiliki nama belakang yang sama dengan kita. Makanya aku kaget ketika mendangar ia menggunakan nama Soejipto." Mama Wanda mengumpat memaki Kilara dalam hatinya mendengar ucapan putrinya sendiri. Sejak semasa hidup bahkan ketika sudah mati pun Sahila membuatnya sulit. "Kamu tidak usah memikirkan siapa wanita itu. Kamu cukup fokus pada Tarendra. Wanita itu akan jadi urusan mama