80-81-82

4291 Words

Aku terbangun saat merasakan kering di tenggorokan, dengan sedikit mengangkat tubuh tanganku menjangkau gelas di meja samping ranjang, memimumnya cepat. Baru saja akan kembali merebah, dengkuran halus di samping tubuh tak urung membuatku menoleh, dan akhirnya aku berbaring miring memperhatikan Mas Zain, mengusap jambang halus yang mulai menghiasi pipinya. Tampannya suamiku ini. Tanganku bergerak menyusuri pipinya, lalu ke hidungnya yang bangir. Sudut bibirku terangkat melihatnya tampak pulas. Aku masih sangat kesal padanya karena semua perbuatannya, tapi melihatnya seperti ini, aku merasa bahagia juga. Kulingkarkan tangan ke lengannya lalu mengecup sekilas bibirnya. Mas Zain membuka mata sedikit, bibirnya mengulas senyum tipis. "Apa?!" tanyaku galak saat ia kembali tersenyum. Ia mengge

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD