25

1235 Words

Aku terbangun saat mendengar bunyi bising yang segera disusul tangisan kencang Caca. Dengan mata sangat mengantuk, aku beranjak bangkit, sambil mengikat rambut melangkah menuju ruang tengah. Aku tertegun melihat Mas Zain tidur bersidekap di sebelah Caca yang terlihat begitu ketakutan. Bocah itu langsung mengulurkan tangan saat bundanya ini mendekat. "Takuut." Rengeknya. Matanya basah oleh air mata. "Kenapa takut? Om Zain kan gak galak." Cuma mengerikan, imbuhku dalam hati sambil mencuri pandang ke arahnya. Lelaki itu hanya tidur mengenakan kaus dalam dan celana di bawah lutut. Tampak damai tidurnya dan sedikit mendengkur, tiba-tiba mengingatkanku akan keberadaan Mas Yoga. Sayup-sayup, terdengar suara Putri tengah berbincang dengan Ibu. Segera kugendong Caca menuju dapur. "Mau masak apa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD