108

1565 Words

POV Zain "Cinta terisak-isak, aku memeluknya. Sungguh aku tidak berniat membuatnya sedih, tapi selalu saja ia sedih karenaku. "Cinta, aku tidak bisa terus seperti ini. Aku tidak ingin melihatmu terus menangis karenaku. Bagaimana kalau kita pindah rumah saja? Dulu sebelum Talita kembali, kita baik-baik saja." Cinta memandangku lama. "Kenapa kita harus pindah, Mas?" Aku mengajaknya duduk di kursi. "Aku ingin hidup tenang bersamamu dan anak-anak. Mungkin sementara, kita tidak tinggal di sini. Aku yakin kamu akan selalu cemburu pada Talita." Dan aku, akan selalu kasihan padanya. Perasaan bersalah karena telah merusak kehormatannya hingga lahirlah Putri yang sangat membencinya, terkadang membuatku sangat menyesal. Aku selalu kasihan padanya, tak tega, selalu ingin melindunginya. Walau aku

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD