48. Perlindungan

1417 Words

“Aku mau jujur tentang sesuatu sama kamu, Dhit. Aku ....” Adhitya belum menyahut. Menyadari tangan Luna gemetar saat menggenggamnya. Pria itu masih menunggu apa yang akan dikatakan Luna setelah Bintang menghampirinya tadi di kampus. “Nggak apa-apa kalau setelah ini kamu benci aku, tapi tolong, jangan tinggalin aku. Ya?” Adhitya tersenyum, mengangguk singkat sambil mencium tangan Luna. “Katakan!” Luna mulai buka suara, meski tak sanggup menatap Adhitya. Dia mengatakan bahwa dia tak mengingat jelas malam ketika pertama kali mereka tidur bersama. Termasuk bias wajah sang suami, justru terus melihat Bintang dalam bayangannya. “Maaf,” isak Luna. Beriring isak tangis Luna, Adhitya berusaha mengumpulkan kembali kepingan hatinya yang hancur. Beberapa bulan ini dia berusaha melupakan malam me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD