“Run, bikin lauk sana. Mama capek banget, semalam lembur jahit. Tidur hampir pagi.” Belum lama bangun dan bu Tari baru saja memasukkan panci ke dalam magicom. Dia mendudukkan diri di kursi yang ada di sebelah kulkas. Tangannya bergerak membuka pintu kulkas dan melihat isi di dalamnya. Menghela nafas saat kulkas kosong dan hanya ada dua butir telur saja. “Aruna!” panggilnya dengan sedikit berteriak karna anak kesayangannya itu tak juga keluar dari dalam kamar. “Run! Bangun! Ini sudah jam sepuluh! Kamu tuh cewek lho.” Di dalam kamar yang ukurannya tak besar sini Aruna mulai terusik mendengar suara mamanya. Bibirnya cemberut meskipun kedua mata masih memejam. Lalu meringis bersamaan dengan tangan yang mengusap bagian pangkal pahanya sana. “Kuliah masuk siang, tapi bisa kan bantuin mama d