“Aaahh ….” Caca mendesah tertahan ketika Va’as terus bergerak. Tangannya makin kuat berpegangan pada dinding kamar mandi, tepat di bawah air shower. Dia menggigit bibir, memejam dalam menahan sesuatu yang terasa ingin lepas. “Aaahh, Mas! Aahh!” jeritnya ketika dia mendapatkan pelepasan yang pertama. “Aahh ….” Lalu tubuhnya ditangkap Va’as. Va’as menarik wajah Caca, membuat Caca jadi berdiri dengan punggung yang menempel di dadanya. Bibirnya bergerak mengecupi bibir Caca sembari merasakan barangnya dijepit kuat karna Caca yang masih menikmati pelepasan. Detik kemudian Va’as menarik bahu Caca, membuat Caca menghadap ke arahnya. Kembali dia memutar gas dengan satu tangan yang mengangkat kaki Caca sampai dia bisa bebas menabras jalanan yang telah licin karna ada aliran sungai yang jebol.