Rias sudah dijalani tanpa perlu membuat Shanum benar-benar melepas hijab. Nyaris tidak ada yang mencolok karena leher Shanum saja tak terjamah riasan. Namun untuk langkah, Shanum masih belum melakukannya dengan leluasa. Padahal, Bima Ardelio sudah sampai mencarikan abu panas. Kini saja, Shanum masih bertahan duduk di abu panas yang terbungkus beberapa kain. “Mendingan, kan?” tanya Bima Ardelio sembari berlutut di hadapan Shanum. Bima Ardelio sengaja mensejajarkan wajahnya dengan wajah sang istri. Kemudian, ia meraih kedua tangan Shanum, menggenggamnya lembut. Shanum mengangguk-angguk, meyakinkan suaminya yang sudah rapi dan siap pergi. “Jauh lebih nyaman daripada sebelum pakai abu panas!” lirihnya. Bima Ardelio memakai batik lengan panjang warna biru gelap. Batik tersebut bernuansa