Turun dari pesawat, Edwin langsung bergegas menuju kantor Elang. Majikannya sudah mewanti-wanti agar semua urusan di Jogja diselesaikan dengan cepat agar bisa segera kembali ke Jakarta. “Tuan Edwin, selamat datang!” Ilham menyambut Edwin tepat di depan pintu lift. Pemimpin Elang yang sudah mendapat kepercayaan dari Darren itu tampak lelah dan sedikit pucat. Agaknya permasalahan ini cukup menyita perhatiannya. Edwin mengangguk. Dia menerima uluran tangan Ilham, lalu bersama mereka berjalan menuju ruangan Edwin. “Semua sudah disiapkan?” “Sudah, Tuan. Semua surat perjanjian mulai awal hingga akhir beserta dengan laporan perkembangan. Kami juga sudah membuat beberapa catatan terkait kerja sama itu.” “Bagus. Aku tidak ingin diganggu.” “Baik, Tuan.” Dan Edwin pun menghilang di balik pintu