“Untuk sementara, tinggallah di sini.” Edwin membuka pintu apartemen miliknya. Dengan terpaksa, Edwin membawa Kirana ke Jakarta. Dia tidak mungkin tetap membiarkan Kirana hidup sendiri di jalanan atau menetap di vila sementara sang tuan muda sudah memberi perintah untuk membiarkannya pergi. Untung saja dia memiliki beberapa apartemen di Jakarta yang sengaja dia sewa-sewakan. Ada satu apartemen kecil dengan satu kamar tidur yang akan ditempati Kirana. “Terima kasih.” Kirana tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikan Edwin. “Apartemennya tidak besar. Hanya ada satu kamar tidur, dapur, dan kamar mandi. Semua perabotannya sudah lengkap. Pakai saja!” Edwin mengajak Kirana berkeliling. Nyatanya, meski hanya sebuah apartemen kecil, tapi apartemen ini tentu masih terbilang mewah. Kirana bis