When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Kamu kenapa berpenampilan seperti ini? Atau penampilanku yang memang berlebihan?” tanya Melsa membuka suaranya. Saat ini mobil milik Aldy mulai melaju pelan meninggalkan pelataran rumah Melsa. Dan perempuan itu rasanya tidak bisa meredam rasa penasarannya saat melihat penampilan aneh Aldy. “Aku tidak sempat ganti bajuku, sebab Bunda langsung mengusirku.” jawab Aldy ngasal. Sepertinya, jika memberi jawabannya, pria ini selalu saja sesuka hati sehingga tak ayal membuat Melsa mendengus kesal. Aldy melirik ke arahnya, kemudian pria itu terkekeh pelan dan kembali melanjutkan, “Aku sengaja … supaya sepupumu tidak tergoda dengan ketampananku.” Melsa berdecak kesal, “Coba sekali-kali jangan terlalu percaya diri. Kau pikir hanya kau saja pria tampan di muka bumi ini?! Tampangmu itu pasara