19

1048 Words

Revan memejamkan matanya rapat-rapat. Ia bahkan melindungi Arisa di pelukannya. Bunyi tembakan itu begitu jelas di telinga Revan. Bahkan ia sudah berfikir kemungkinan terburuknya.  Namun Revan tidak merasakan apa-apa di tubuhnya, padahal bunyi itu begitu jelas di pendengaran nya. Ia membuka matanya perlahan dan melihat banyak sekali polisi yang sedang menangkap para penjahat itu. Revan juga melihat Edo yang sudah jatuh terduduk dan memegangi perutnya yang berdarah.  Rupanya bunyi tembakan yang Revan dengar bukan dari pistol Edo melainkan dari salah satu petugas penyelamat mereka. Seorang pria mendekati Revan dan berlutut di depan Revan yang masih terduduk. Ia menepuk bahu Revan, "Maafkan kami yang tidak cepat datang." lalu tatapan mengarah pada luka tembakan di kaki Revan.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD