10

1195 Words

Nisa berjalan kearah Revan yang sedang serius memeriksa laporan pekerjaan kantor yang di berikan sekretaris Revan untuk ia koreksi. Nisa menaruh cangkir teh yang tadi ia bikin di atas meja. Revan menggumankan kata terima kasih pada kakanya itu. Nisa duduk bersandar dan mengelus perutnya yang terlihat lebih besar dari pada kehamilan pertamanya, ia memandang Revan yang masih sibuk dengan pekerjaannya. "Ada masalah di kantor?" Revan menggeleng. Nisa kembali diam sambil mengangguk-ngangguk kecil. Revan kalau sedang serius pasti selalu seperti ini. Tidak menggubris lawan bicaranya. Nisa melirik Revan yang tengah meregangkan kedua tangannya. Menaruh laptopnya ke atas meja dan mengulet lagi. "Kerjaan di kantor baik-baik aja kan?" tanya Nisa kedua kalinya. Revan mengangguk "Tenan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD