Hari itu, langit Paris membentang cerah dengan semburat jingga yang mulai merayap di ufuk barat. Angin musim semi berembus lembut, menyelip di antara gang-gang kota yang dipenuhi bangunan klasik nan megah. Di tengah suasana romantis itu, Vincent menggenggam tangan Nancy dengan erat, membawanya berjalan menuju Museum Louvre, salah satu tempat paling ikonik di dunia. "Kau pasti akan menyukai tempat ini," ujar Vincent dengan senyum tipis di wajahnya. Nancy tersenyum balik, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu. "Aku sudah lama ingin ke sini. Aku tidak percaya kita benar-benar ada di Louvre." Langkah mereka terhenti di depan piramida kaca yang megah. Cahaya matahari sore memantul di permukaannya, menciptakan bayangan yang begitu menawan. Nancy tak bisa menahan decak kagumnya. Vincent, yang