Bab 48

1146 Kata

Pagi itu, sinar matahari menyelinap masuk dari celah tirai kamar besar bergaya Eropa modern. Tempat tidur rapi yang dikelilingi nuansa lembut krem dan abu-abu terasa sedikit sepi. Vincent menggeliat pelan, lalu membuka matanya. Telapak tangannya bergerak menyusuri sisi ranjang, mencari hangat tubuh Nancy yang biasanya masih terlelap di sampingnya. Namun hanya dingin yang dia temukan. Tak ada Nancy. Kening Vincent berkerut. Ia bangkit dari tempat tidur, duduk sebentar sambil mengusap wajahnya yang masih setengah sadar. Kemudian berdiri, melangkah keluar kamar dengan langkah malas dan hanya mengenakan celana tidur satin. Ia menyusuri lorong rumah mewah yang masih sunyi. Aroma harum mentega dan sesuatu yang manis menggelitik indra penciumannya, membuat langkahnya mempercepat menuju dapur.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN