Evan menutup laptopnya. Pikirannya sama sekali tak bisa diajak kosentrasi. Ia keluar dari kamar dan melangkah lunglai menuju dapur, diambilnya botol mineral berembun dan meneguknya dengan wajah murung. "Sedang apa sekarang kamu, Vy?" Gumamnya. Ia mendesah kesal. Gadis itu, pasti sedang bahagia saat ini mempersiapkan pernikahannya. Evan menatap HP-nya saat ingat ada pesan masuk tadi malam namun belum dibacanya. Akhirnya, ia baca pesan dari nomer asing tersebut. Pesan itu langsung membuatnya menggeleng tak percaya. Mas, ini temannya Andini. Aku benar-benar cemas dengan Andini saat ini Evan menatap sebuah foto Andini di kelab malam, seorang lelaki tambun sedang merangkul perempuan yang tertawa lebar itu. Darah Evan mendidih melihatnya. Apa ini bukan editan? Tidak mungkin Andini adiknya