Hari pernikahan akan segera tiba dalam 4 hari, selama itu juga Zayda semakin dibuat gelisah. Perasaan terlarangnya terhadap Kalvin semakin menjadi dan mengacaukan pikirannya. Seperti malam ini, gadis itu berbaring meringkuk di lantai dengan mata terbuka. Tangannya menggapai sebuah kertas karton putih dengan banyak foto Kalvin yang ditempel di sana, menjadikannya bak sebuah kliping besar dengan hanya satu tokoh saja yang dibahas. "Bagaimana aku akan menghadapi pernikahan kalian, Vin? Aku tidak sanggup melihat kamu berdiri di pelaminan bersama wanita lain!" bisik Zayda, matanya sudah sembab dan merah karena sejak tadi menangis. "Aku bahkan tak mampu menangis lagi, air mataku ikut kering kerontang karena tak bisa bersamamu lagi," Zayda memejamkan mata, memeluk kertas itu erat-erat di dalam