Kalvin mampir kembali untuk menjenguk Qirani ketika pulang dari kampus, sebelumnya dia sengaja melepaskan perban di tangannya dan menggantinya dengan plester luka saja supaya tidak menarik perhatian. Sesampainya di sana, dia terlihat lega melihat Qirani sudah mulai ceria. "Cantik sekali, mau ke mana?" tanya Kalvin ketika membuka pintu kamar Qirani. Qirani yang sedang menyisir rambutnya pun terkejut, tak menyangka jika Kalvin akan datang dan masuk begitu saja ke kamarnya. "Bisa ketuk pintu dulu enggak, Mas? Untung aku sudah pakai baju!" ujarnya dengan wajah cemberut. Kalvin terkekeh sambil berjalan masuk menghampiri Qirani di depan meja rias, dia mengambil alih sisir dari tangan gadis itu, lalu mulai menyisir rambut panjang Qirani dengan lembut. "Aku ini calon suami kamu, masih harus m