Alena menangis tersedu-sedu, di sini dia merasa paling sakit karena menganggap Karel dan Ryan malah berfokus pada perseteruan mereka dan bukan membahas Zayda. "Tolong sekali ini saja! Aku juga menahan diri dan mengabaikan apa yang telah terjadi di masa lalu di antara kalian," tangisnya. "Tolong jangan sampai aku berbicara lain yang mungkin akan membuat hubungan kita semua menjadi kacau!" tambahnya lagi. Ryan dan Karel pun terdiam mendengarnya. Ryan segera meraih tangan Alena dan menggenggamnya. "Tolong maafkan aku, Alena. Aku—" "Sudah bukan waktunya lagi menyalahkan diri dan siapapun tidak ada yang salah di sini, takdir yang berbicara dan Zayda harus mengalami hal ini!" potong Alena sebelum Ryan melanjutkan kalimatnya. Karel mengeratkan rahangnya mendengar itu. Alena terisak-isak.