"Qirani ...." "Ahhh, Mas!" Qirani menggigit bibir ketika merasakan tekanan lembut sekaligus keras di bawah sana, dia mencengkeram tangan Kalvin dan memejamkan mata menahan sakit yang mendera. Bulir bening mengalir dari sudut matanya. Kalvin menghentikan tekanannya, tak tega melihat Qirani tersiksa seperti itu. Diciuminya wajah cantik yang sudah tampak memerah dan berpeluh itu dengan sayangnya. "Lanjutkan, Mas. Aku baik-baik saja!" bisik Qirani sambil memejam dan menyentuh wajah Kalvin yang berada di atasnya. Kalvin menatapnya, memastikan jika Qirani benar-benar siap. Ini sudah kepalang tanggung, maka ... "Mas!" Qirani memekik tertahan dan mencengkeram lengan Kalvin lebih keras, sesuatu dalam dirinya seolah terbelah dan sakitnya tak tertahan. Dia hanya bisa menangis, tapi bukan karena