Part 42. Sidang Cerai

1341 Kata

Alan “Assalamualaikum…” Sebuah suara yang sangat aku kenal terdengar ucap salam, diiringi dorongan pintu kamar VIP aku dirawat. Dulu, suara ini terdengar sangat merdu untukku, menjadi satu hal yang aku rindukan dengan senandung merdunya, tapi sekarang kenapa terdengar biasa saja? Khamila! Sore ini dia sudah sampai di sini. “Hai sayang, gimana kamu? Kok bisa sih? Sudah enakan?” Bergegas Khamila menuju ke arahku, kemudian dia mencium kening dan pipiku. Mataku membola, aku tersenyum kecut, ada Reina yang duduk manis di sofa bed sambil bekerja. “Masih hangat nih.” Khamila menarik kursi agar dia bisa duduk di sebelahku. Mataku lurus menatap Reina, dia menarik nafas dan mengeluarkannya dengan kesal. Haah! Bagaimana aku bisa memenangkan hatinya lagi kalau terjadi seperti ini? Kenapa pula

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN