Chapter 116 - Tempe

588 Kata

Kasus dengan Abahnya Nisa dan percakapan dengan Putri tadi malam membuatku berpikir dan pusing kepala pagi ini. Putri juga terlihat lebih banyak diam. Dia cuma nyiapin sarapan alakadarnya yang dia bisa, apalagi kalau bukan mie instant sama tempe goreng. “Put,” panggilku sambil mengunyah tempe yang sedang kumakan dan sebenarnya kurang asin dan sedikit hambar ini. “Hmmm,” sahut Putri. “Kenapa lagi sih?” tanyaku. “Nggak tahu, lagi nggak mood aja buat ngobrol,” jawabnya. Sempak, keluhku dalam hati. “Put,” panggilku setelah kami berdua diam selama setengah menit. “Hmmm,” sahut Putri. Eh? Berasa de javu aja nih. “Tempenya kurang asin,” kataku, jelas lah maksudnya cuma bercanda doang, biar dia agak ceria gitu, biasanya kalau kucandain gitu sih Si Putri langsung teriak-teriak nggak terima

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN