Chapter 94 - Maksa (bagian 1)

520 Kata

“Mas Aan dah janji kan tadi?” tegurnya sambil memonyongkan bibirnya ke arahku. Ingin sekali aku melumat bibirnya yang menggemaskan itu. Melihat tatapan mataku yang melihat ke arahnya dengan pandangan yang ingin menelan bulat-bulat, Nisa hanya mendenguskan napas panjang. Aku tersenyum melihat tingkahnya. “Napa sih?” tanyaku ke arah Nisa pura-pura tak tahu. “Mas Aan ni!! Kan ada Kak Zahra tuh di kamar,” sungut Nisa sambil memegangi gaunnya dan terlihat mau melarikan diri ke kamar. Aku melirik sekilas ke arah kamarku. Setan!! Makiku dalam hati, gara-gara si Zahra ni. Tapi aku berpikir cepat dan mengambil keputusan, tak mungkin aku membiarkan si Nisa lolos dari sergapanku malam ini. Dengan cepat aku memutar otak dan menemukan caranya. Aku pura-pura lemas setelah mendengar alasan Nisa dan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN