Mungkin karena suara keras saat aku menghantam ranjang, Nisa terbangun dari mimpi indahnya. Ketika gadis manis itu melihatku mengerang di lantai, dia langsung kaget dan meloncat turun dari ranjang. "Mas?" teriaknya kaget, "Mas kenapa?" tanya Nisa dengan wajah cemas. "Aku nggak pa-pa. Ambilin aja air putih sama balsem otot di dapur," pintaku. Nisa dengan tubuhnya yang masih mengenakan celana dalam dan singlet saja langsung berlari ke dapur dan mengambil barang yang kuminta. "Olesin balsemnya ke tangan kiri," pintaku. Nisa menuruti permintaanku dan mengolesi tangan kiriku yang terlihat membiru di bagian lengan. "Air putihnya?" tanya Nisa dengan gugup setelah selesai mengolesi lenganku. Aku tersenyum kecil, "ya diminumlah, aku haus," kataku. Nisa tertegun untuk beberapa saat lalu men