Nisa tak seperti Putri. Dia bangun pagi sekali dan mandi junub. Setelah itu dia mengeluarkan mukena dari tasnya dan menggunakannya untuk sholat subuh. Setelah sholat subuh, Nisa membangunkan aku yang masih telentang di kasurku. "Mas, bangun, Mas mau sholat nggak?" panggil Nisa pelan sambil berbisik ke telingaku. Aku menggeliat dan melihat seraut wajah manis yang memakai mukena sedang tersenyum ke arahku. Damned!!!! Aku langsung merasa bersalah ketika bertatapan mata dengannya. Bagaimana mungkin aku sudah tega merusak gadis manis sealim ini? Kalaulah ada pendaftaran calon penghuni j*****m, mungkin namaku sudah masuk list penghuni disana saat ini. Udah indent tempat duluan, kalau pake bahasanya sales mobil. "Napa Mas?" tanya Nisa kebingungan. "Maafin aku ya Nis?" kataku pelan. "Unt