Chapter 74 - Deal

530 Kata

"Kalian ni aneh," kataku. Mereka serentak melihat ke arahku. Putri yang tadinya terlihat sedih mulai memperlihatkan tatapan mata menantangnya yang bikin aku gemes. Pengen bener kuseret si Putri ke kasur sekarang juga. Wkwkwkwkwk. "Kalian tu jalan sama aku atau sama Ibuku?" kataku pelan, "kalian nggak mikir kalau aku bakalan nurutin kata Ibu kalau dia minta aku mutusin kalian kan?" "Eh," Nisa yang disebelahku paling cepet nyadarnya. Dah gitu, kumat juga penyakitnya. Aku aja nggak sadar, tahu-tahu aja tu anak dah nyosor aja. "Annisa sayang Mas," bisiknya lirih sambil tetap meluk aku. Putri sama Ira nyadar hampir bersamaan. Tapi mereka cuma bisa meratapi nasib. Kan terhalang meja, mana bisa ke tempatku. Nisa tersenyum penuh kemenangan sambil mencibir Putri dan Ira. Eh, iya. Ni tadi b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN