"Kamu ngapain kesini?" bentak Abah ke arahku. Bangsat ni orang tua. Malu bener cuy. Mana banyak lagi temen-temen Nisa yang ngeliatin. "Abah," panggil Nisa pelan sambil megangi tangan bapaknya. "Saya kan pernah juga jadi temen Nisa, Om," jawabku pelan. Abah mengacungkan jari telunjuknya ke mukaku setelah itu dia pergi meninggalkanku tanpa kata-kata karena diseret anaknya. Putri sama Ira yang disebelahku asyik menahan tawa. Aku geleng-geleng kepala aja ngelihat mereka berdua. Setelah itu, tak ada lagi insiden yang berarti selama ultah Annisa. Semua berjalan lancar sesuai acara yang direncanakan. Sesuai keinginan Nisa, kue ketiga dikasih ke Putri. Aku hanya melihat dari jauh. Setelah itu Putri berjalan ke arahku sambil memberikan kue itu ke arahku. "Ni, dari kekasihmu," kata Putri sam