Entah berapa lama kami saling berpelukan, tapi aku sengaja ngebiarin Nisa puas meluk aku. Aku nggak tahu harus dengan cara apalagi aku bisa membuat Nisa bahagia. Nisa seperti terbangun kaget ketika terdengar sayup-sayup suara adzan dari mushola di kejauhan. "Aan ni, kok kita malah mesra-mesraan terus sih? Bukannya siap-siap untuk tahlilan," katanya sambil cemberut ke arahku. Eh kampret, aku tu sengaja pengen nyenengin kamu kok malah aku yang disalahin? Sempak bener. "Annisa masak air panas dulu buat bikin teh anget ya?" kata Nisa sambil berdiri dan merapikan bajunya. Aku menganggukkan kepala dan kembali sibuk membereskan lagi piring yang berserakkan di lantai. Ketika Annisa baru berjalan beberapa langkah, aku memanggilnya, "Nis?" "Ya?" kata Nisa sambil menghentikan langkahnya. "Ak