Aku memegang tangan Nisa yang sedang mencuci piring dan gelas kotor yang bertumpuk itu. Aku merasakan jemarinya yang halus dan tahu kalau dia mungkin jarang ngerjain yang beginian. "Udah tinggal aja, nanti biar aku yang nyuci," kataku. "Nggak pa pa kok An. Biar Annisa yang nyuciin," jawab Nisa sambil tersenyum. Aku memegang tangannya dengan erat, "masih ngeyel, aku nggak suka cewekku ngeyel," kataku, "aku laper, kita makan keluar aja, ntar aja tu piring kotor dipikirin," lanjutku. Nisa nyerah, apalagi ngedenger nada suaraku yang serius barusan saat ngomong ke dia. Nisa kemudian kekamar mandi dan mencuci wajahnya, setelah itu dia berlari ke kamar dan mengambil bedak disana. Aku cuma memperhatikan gadisku itu berdandan dari pintu kamar. "Yuk ah," ajakku. "Bentar An, biar cantikan dik