Nisa membawa dua gelas teh hangat ke meja lesehanku. Aku masih asyik kutak katik Hpku dan meletakkannya ke meja saat Nisa nyampe. "Makasih Nis," kataku ke arahnya. Nisa cuma tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Setelah itu dia ngambil posisi duduk di sebelahku dan nyenderin tubuhnya ke aku. "An," panggilnya pelan ke aku yang kembali sibuk kutak kutik Hp. "Hm?" tanyaku pendek pake bahasa isyarat kera. "Aan beda deh hari ini," kata si Nisa sambil menatap mesra ke arahku. Aku meletakkan hpku dan meminum teh hangat di depanku, "beda gimana?" "Aanku yang hari ini tu bener-bener bikin Annisa bahagia. Kalau Aan kayak gini terus sama Annisa, ntar kalau Annisa ngajak Aan kawin lari, Aan mau kan?" tanya Nisa ke arahku sambil tersenyum jahil. Kalau dilihat sekilas, ekspresinya mirip sepe