“Rayya? Bukannya kamu lagi di luar kota saat ini?” Marta menyambut kedatangannya dengan tatapan keheranan sekaligus juga senang. “Aku kesini mau memberikan ini.” Rayya menunjukkan satu draft pertamanya yang ia masukkan ke dalam sebuah map semi transparan itu kepada Martha. “Yang benar?” Melihat editornya kini tengah membelalakan kedua matanya membuat Rayya terkekeh. Misinya untuk membuat Martha kejutan pun akhirnya berhasil. ‘Tinggal satu orang lagi,’ batinnya berkata. Matanya melirik satu tote bag yang berisi beberapa buku milik Baskara yang akan ia kembalikan. Rayya juga sengaja tidak memberitahu pria itu tentang kedatangannya ke kantor Lentera Pena. Bahkan Baskara tidak tahu Rayya sudah kembali menginjakkan kakinya di Ibu Kota. Martha lalu mengajak Rayya ke sebuah ruangan ra