Melihat Baskara masih terpaku selama beberapa detik. Membuat Martha kembali membuka mulutnya. “Saya tau pasti Pak Baskara kaget melihat Rayya udah ada disini. Saya pun juga begitu tadi. Dia bahkan udah bawa draf awal buku selanjutnya, Pak. Saya sudah baca sekilas dan ingin Pak Baskara cepat-cepat melihatnya,” tutur Martha kemudian. Yang tidak benar-benar Baskara dengarkan. Matanya masih berpaling menatap Rayya dengan sorot mata yang sangat merindunya. Sementara Rayya hanya menunjukkan wajah teduh yang ikut menentramkan. “Martha, bisa tolong tinggalkan kami?” tanya Baskara yang sudah menoleh melihat Martha. “Eh, iya, Pak. Kalau begitu saya tinggal dulu ya.” Dengan sedikit gelagapan dan berjalan keluar ruangan. Meninggalkan Rayya bersama Baskara berduaan saja. “Rayya…” Sejurus ke