Bab 43: Bookdate

1774 Kata

Meski Baskara belum bisa menemuinya dalam beberapa hari kemudian, tapi ia tidak pernah absen untuk mengirimkan Rayya sebuket bunga untuk menemani wanita itu menyelesaikan naskahnya. “Dikirimin bunga mulu. Diseriusinnya kapan?” cibir Reihan dari dalam. “Mas Reihan nih ngapain sih disini mulu? Udah sana kerja. Emangnya di sebelah nggak ada ruang kerja?” sembur Rayya yang sudah jengkel melihat kehadiran kakaknya yang setiap waktu berada di dekatnya. Meski mereka sepakat untuk tinggal terpisah namun tetap bersebelahan tidak membuat pria itu langsung memberikan begitu saja kebebasan untuk Rayya. “Disana nggak dapat best view kayak gini.” Reihan menunjuk jendela besar dengan dagunya lalu matanya kembali menekuni laptop. Entah Reihan memang ada yang dikerjakan atau hanya berpura-pura.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN