“Pulanglah, Nad. Kamu nanti dicariin sama Mas Harris dan Mama loh.” Setelah kejadian malam itu, Nadya pergi menemui Danira sambil menangis tersedu-sedu. Danira yang kebingungan pada akhirnya harus menunggu Nadya menuntaskan tangisannya dan barulah setelah itu Danira bisa mendengarkan cerita Nadya secara lengkap. “Aku belum mau pulang, Dan. Rasanya masih sakit banget.” Danira menghembuskan napas pelan. “Aku paham. Mungkin Mas Harris hanya menginggau aja kali, Nad.” “Nggak mungkin, Dan. Setelah aku pikir-pikir. Aneh banget malam itu dia sikapnya lembut dan mesra banget. Beda banget dengan yang biasa ia lakukan. Ternyata dia ngebayangin kalau aku itu adalah Rayya. Bisa kamu bayangkan gimana sakitnya, Dan?” Danira hanya bisa mengangguk dan membelai punggung tangan sahabatnya. “Bahka