Elvina menghabiskan sore hari dengan duduk di pinggiran sungai yang mengalir indah, dengan membawa baby A di stroller, dia menyesap kopi dengan cream di atasnya. Didampingi Anna yang baru saja sampai dari Indonesia, duduk menghadap Elvina. Sementara dia meminum teh beraroma mint. Anna memandang Elvina dengan perasaan yang berkecamuk, pergulatan batin seolah menggedor dadanya, haruskah dia mengutarakan yang ada dipikirannya? Atau menyimpan saja? Namun dia tahu, berdiam diri tak akan membuat hatinya tenang. Karena itu dia memutuskan untuk berbicara dengan Elvina perihal sesuatu yang mengganggunya sedari tadi. “El,” panggil Anna. Elvina yang semula sedang merapikan selimut di tubuh baby A pun menoleh pada Anna. “Ya, Tante?” “Apa Dimas pernah menghubungi kamu?” tanya Anna, memangku tan