"Apa benar yang Mama katakan barusan?" Pak Adit langsung menerobos masuk. Tangannya masih setia menggenggam tanganku. Segala macam doa dan mantra sudah ku rafal sejak tadi. Awal pertemuan yang gak enak sebenarnya. "Adit? Kapan kalian datang?" Bu Rahma terkejut dengan kedatangan kami. Begitu pula dengan si Tuan Wilson. "Adit, siapa dia? Apa kamu tidak ingat dengan Jessica? Peri kecil yang malang. Dia sedang menghadapi masalah. Tapi kamu malah bersama perempuan ini?" Tuan Wilson langsung menunjuk ke arahku. Apa katanya? Peri kecil? Bukan peri kecil sih, tapi kecoa bangkotan itu mah. "Dia kekasih saya. Dan sebentar lagi saya akan menikahinya." Pak Adit menjawab dengan yakin dan tegas. Aku meringis melihat reaksi si Tuan Wilson. Pria itu marah dan matanya melotot tajam, "Kamu mau perus