"San, gila lo ya, main pergi begitu saja? Kita panik tadi pas tahu lo gak ada. Eh, tahunya malah balik duluan," si Hana sewot begitu dia dan Soni kembali ke posko. Ya, tadi aku pulang lebih dulu. Tidak ada yang kuingat selain segera pergi dari tempat itu. "Lho, Sani? Elo mewek? San, lo kenapa?" Soni menatapku cemas. Mataku bengkak. Sumpah, baru kali ini aku mengalami rasa sakit hati yang luar biasa. Rasanya seperti saat aku kehilangan keluargaku. "Sani, lo tadi ngilang gak diapa-apain sama Pak Adit kan?" Hana langsung menebak. Sialnya tebakan dia benar. Aku menggeleng, "Gak ada hiks. Dan jangan sangkut pautkan gue lagi dengan Pak Adit, hiks. Gue capek dan mau tidur." Hana dan Soni saling melempar pandangan. "Son, mending lo pergi dulu gih, udah malem juga. Kasihan si Sani kayaknya