Aku mendengarkan nasihat dari Mbok Muti. Semuanya terasa ngena. Beliau memberi nasihat tidak seperti sedang menggurui atau mencari kesalahanku, tapi benar-benar tulus kayak kasih sayang ibu sama anaknya. "Oh, ya kamu sudah makan belum?" tanya Mbok Muti setelah kami ngobrol banyak. Aku nyengir, "Belum sih, Mbok." "Ya ampun, kenapa gak bilang? Ini Mbok bawa makanan padahal. Bentar ya, Mbok keluarin dulu." Si Mbok mengeluarkan isi bungkusan yang ia bawa. Wah ada banyak makanan ternyata. "Ini Mbok masak semua?" tanyaku lalu mencomot tempe goreng yang mulai dingin. "Iya, Mbok kira Adit ada di rumah. Mbok masakin makanan kesukaan dia. Maunya Mbok makan bareng lagi kayak waktu di rumah Mbok." "Pak Aditnya gak ada, Mbok. Jadi gimana dong?" Masa mau dibawa lagi sih? Wah terlalu itu sih kala