"Apa Anda benar-benar mencintai saya, Pak?" Aku menatap Pak Adit. Pak Adit mendekat, ia merapikan anak rambut yang bertebaran di dahiku. "Ya, sampai rasanya di dunia ini yang saya pikirkan hanya kamu." "Tapi kita sangat berbeda, Pak." "Jelas. Kamu wanita dan saya pria. Tentu berbeda." "Bukan itu, Pak. Tapi dunia kita tak sama." "Maksud kamu saya gak bisa menjadi pendamping hidup kamu? Begitu?" "Anda pewaris tunggal Bu Rahma dan semua kekayaannya. Anda juga pebisnis muda yang sukses. Sedangkan saya? Siapalah saya. Hanya anak yatim piatu yang berusaha bertahan untuk tetap hidup." Pak Adit mencium bibirku sekilas, "Siapa yang membuat jurang perbedaan itu? Saya rasa itu hanya pikiran kamu saja." "Tapi, Pak..." "Stt, dengar, Sani. Saya cinta sama kamu karena kamu adalah Sani. Saya tid